Asal Kata Bra Wijaya
Ternyata kata-kata Majapahit Bra-Wijaya itu tercantum di dalam Al Qur'an. Bra-Wijaya maksud nya adalah Bra (Agung) atau besar) Wijaya (Kemenangan). Maknanya Bra-Wijaya adalah Kemenangan Yang Besar atau Kemenangan Yang Agung.
Kata ini ternyata digunakan sebagai gelar Raja-Raja Majapahit setelah Raden Wijaya pendiri kerajaan Majapahit. Wijaya sendiri bermakna kemenangan. Raden Wijaya pendiri Majapahit adalah seorang yang terang yang memang bermakna kemenangan.
Kata Bra-Wijaya ini ternyata ada padanan katanya di dalam Al Qur'an. Dalam Surat 37 ayat 60 disebutkan adanya kata Fauzan Adhim, yang bermakna kemenangan yang agung, sebuah kemenangan besar.
Sebuah keajaiban, ada sebuah kata dari Majapahit yang berkorelasi dengan sebuah kata penting di dalam Al Qur'an.
Dalam sejarah juga ada sebuah keajaiban, karena Raden Fatah pendiri Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, Kesultanan Demak Bhintoro, ternyata adalah putra Raja Brawijaya terakhir dari Majapahit.
Demak adalah kerajaan yang didukung pendirian nya oleh Dewan wali atau Wali Penyangga (Wali Sangga, atau Wali Songgo atau lebih dikenal dengan Wali Songo). Dalam realitas sejarah jumlah wali penyebar Agama Islam bukan hanya 9 orang sebagaimana makna Wali Songo. Akan tetapi jika huruf g yang hilang ini kembali dipasangkan, maka akan diketahui makna nama itu terkait dengan kondisi sehari hari.
Wali Songgo atau Dewan Wali jauh lebih tepat merujuk pada realitas puluhan wali yang mensupport penataan negara baru dan penataan masyarakat yang pecah hancur setelah serangan akhir meruntuhkan Majapahit secara keseluruhan pada masa Brawijaya terakhir.